Kota Bima, 25 Mei 2025 — Semarak keberagamaan terpancar di Lingkungan BTN Tambana, Kelurahan Jatiwangi, Kecamatan Asakota, saat Wali Kota Bima, H. A. Rahman H. Abidin, S.E., resmi membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Ke‑XVIII tingkat kelurahan pada Sabtu malam. Acara diwarnai lantunan ayat suci dan kehangatan masyarakat setempat .
Sambutan Wali Kota disampaikan dengan penuh makna, menegaskan bahwa MTQ bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan momentum menanam nilai-nilai Qur’ani ke dalam sanubari dan kehidupan sosial.
“MTQ adalah ruh dari upaya membumikan Al‑Qur’an, bukan hanya dalam bacaan, tetapi juga dalam perbuatan. Kemenangan sejati bukanlah pada piala atau piagam, tapi saat nilai‑nilai Al‑Qur’an benar‑benar terpatri dalam jiwa kita,” tegas Wali Kota
Acara dihadiri para pejabat daerah dan tokoh masyarakat: Anggota DPRD Asakota Edy H. A. Hamid dan Hj. Gina Anggriani, Asisten I Drs. H. Alwi Yasin, M.AP., Staf Ahli H. Sukarno, S.H., serta jajaran Camat, Lurah, dan aparat keamanan kemasyarakatan
Selain nilai religius, MTQ ini juga menjadi simbol kebersamaan. Wali Kota memuji gotong royong warga dalam membangun panggung MTQ yang megah, menjadi tanda kekompakan dan kekuatan sosial masyarakat Jatiwangi
Lebih jauh, ia mengaitkan nilai spiritual Qur’ani dengan visi pembangunan Kota Bima melalui gerakan “Kota BISA” (Bersih, Indah, Sehat, Asri). Transformasi ini, katanya, harus dijalankan dengan tetap menjaga akar budaya lokal dan nilai-nilai agama.
“Mari kita jadikan MTQ ini sebagai momentum meneguhkan niat: bahwa kota ini tidak hanya layak untuk dihuni hari ini, tetapi juga layak diwariskan kepada generasi mendatang,” tandasnya sebelum resmi membuka MTQ dengan sirine simbolisasi
MTQ Ke‑XVIII akan dijalankan selama beberapa hari ke depan, meliputi cabang tilawah, tahfidz, hingga tafsir Al-Qur’an. Wali Kota berharap peserta tidak hanya fokus pada capaian prestasi, tetapi mereka kelak menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat melalui pengamalan nilai Qur’ani.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa pembangunan kota tak cukup hanya material, namun juga harus berbasis spiritual—dengan Al-Qur’an sebagai pelita dan fondasi. MTQ Kelurahan Jatiwangi menjadi batu pijakan, bahwa masyarakat yang religius dan berkarakter akan mampu membangun kota yang lebih ‘BISA’, modern namun tak kehilangan jati diri.(Syiva)