Bima, 23 Juni 2025 – Media Baru NTB – Museum Samparaja Kota Bima menggelar kelas aksara Bima selama satu bulan penuh yang dimulai pada Senin, 23 Juni 2025. Kegiatan ini terbuka untuk masyarakat umum dan berhasil menarik partisipasi pelajar, mahasiswa hingga dosen. Namun karena keterbatasan ruang belajar, jumlah peserta dibatasi hanya 30 orang.
Pada pertemuan perdana, para peserta diperkenalkan dengan aksara Pegon atau yang juga dikenal sebagai aksara Jawi atau Arab Melayu. Aksara ini digunakan dalam sejumlah naskah kuno Bima, termasuk Bo Sultan Ibrahim yang menjadi bahan pembelajaran utama.
Setelah mempelajari perbedaan pelafalan huruf hijaiyah ke dalam bentuk aksara Pegon, peserta langsung dibagi ke dalam beberapa kelompok kerja untuk membaca dan memahami isi naskah. Suasana kelas berlangsung aktif dan penuh semangat.
“Baru kali ini saya bisa membaca langsung naskah kuno Bima dan tahu isinya. Rasanya seperti kembali ke masa lalu,” ujar Rifki, salah satu peserta dari kalangan mahasiswa.
Pihak Museum Samparaja berharap, kelas ini bisa menjadi awal dari upaya pelestarian literasi naskah kuno dan aksara tradisional Bima. Selain menjadi sarana pembelajaran, kegiatan ini juga membuka cakrawala peserta tentang sejarah dan identitas budaya Bima yang selama ini tersimpan dalam lembaran-lembaran naskah tua.
Museum berencana mengadakan kelas lanjutan untuk tingkat pembacaan dan penyalinan naskah jika antusiasme terus meningkat.(Syiva)